Review: Amangkurat Agung: Prahara Takhta Mataram - Wahyu H. R. | Book Review Indonesia

Review: Amangkurat Agung: Prahara Takhta Mataram - Wahyu H. R. | Book Review Indonesia

Wahhh membaca novel ini sangat menguras emosi ternyata.

Pada postingan kali ini kami akan mengulas salah satu novel Indonesia yang mengambil tema local content, yaitu kerajaan di tanah Jawa. Novel ini berjudul Amangkurat Agung: Prahara Takhta Mataram. Salah satu dari sekian banyak novel yang menggunakan latar belakang cerita pada masa kerajaan. 
Awal membaca novel ini karena tertarik dengan covernya. Selain itu, karena sebenarnya bacaan ini sudah menarik dan memikat sejak bulan Januari. Namun sayang, niatan untuk membaca novel tersebut hanya timbul tenggelam. 

Hingga akhirnya di penghujung bulan Februari lalu, niatan tersebut benar-benar muncul. Sudah kami pinjam koleksi tersebut (ada di iPusnas dan iJak), namun ketika melihat halamannya hampir 500an halaman, jadi takut juga. Takut nantinya ceritanya akan membuat badmood, lalu berakibat pada mood membaca selanjutnya. 
Akhirnya, awal bulan Maret ini kami mulai dengan cukup baik. Kami membaca Jayaning Majapahit dan Aztek Kuno, yang mana dua bacaan ini terkait kebudayaan dan sejarah, walaupun berbeda jenis, fiksi dan non fiksi. Namun berkat dua bacaan permulaan tersebut, kami jadi yakin untuk membaca Amangkurat Agung. Walaupun agak ngeri juga sih kalau melihat jumlah halaman yang tertera. Haduh.

Review: Buku The Pakubuwono Code - Agung Prabowo | Ngobrolin Isi Buku | Book Review Indonesia



Disclaimer: kami membahas novel Amangkurat Agung: Prahara Takhta Mataram. Kami tidak menyangkutpautkan pembahasan novel ini dengan kejadian nyata. 



Novel Amangkurat Agung: Prahara Takhta Mataram Karya Wahyu H. R.


Deskripsi Buku

Blurb


Review Buku

Awal cerita dibuka dengan menarik walaupun agak ganjal, atau daripada ganjal lebih tepat disebut misterius? 

Hal yang mengganjal itu adalah terkait kelahiran anak kembar, yang satu ular dan satu lagi manusia. Sedangkan tidak begitu dijelaskan secara detail terkait latar belakang orangtua, baik bapak maupun ibunya, apakah ada yang memiliki atau menggunakan ilmu hitam. Sehingga anaknya dapat berwujud demikian. Atau membuat perjanjian begitu dengan "makhluk-makhluk seperti itu?"


Satu hal ganjalan, yang kami nantikan penjelasannya di bab-bab berikutnya. Namun sayang, yang ada malah sebaliknya. Muncul kegedekan yang luar biasa pada tokoh yang awalnya kami anggap polos. But kegedekannya in a good way kok. 

Tapi kami salah, ternyata terjadi lagi kegedekan lainnya di bab-bab selanjutnya, yang kadang sampai ingin ikutan mengumpat. Apalagi ketika cerita mulai menyerempet Kerajaan Mataram. Astaga. Oke, fyi, walaupun kami menyukai sejarah kerajaan-kerajaan di Nusantara, herannya kami memiliki interest lebih untuk kerajaan Majapahit. Mungkin saja ini disebabkan cerita Majapahit ini, "menurut kami" sudah melegenda ke seantero Indonesia, tentang dua pemimpin Majapahit yang dapat menyatukan Nusantara. Prabu Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada. Sedangkan untuk Mataram sendiri, kami kurang dapat feelnya sih, sejak jaman sekolah dulu, juga hanya sedikit yang berkesan, mungkin juga karena kerajaan Mataram Islam sudah memasuki babak baru (masuknya Belanda).
Yups, jadi ketika memutuskan membaca cerita ini, kami benar-benar agak buram terkait sejarah Kerajaan Mataram Islam.

Tapi astagaaaaaaaaaa... ini kenapa antara raja dan keluarga kerajaannya kagak ada yang bener ya? Hmm ┻┻︵ヽ(`Д´)ノ︵┻┻ gedek sendiri asli, ketika membaca rangkaian ceritanya. Hmm.

Seakan seluruh cerita disini dibangun untuk membuat gedek pembaca. Atau hanya kami saja yang merasa gedek? ┻━┻︵└(´_`└)

Raja digambarkan sebagai raja lalim yang kejam. Isinya bunuh membunuh, dan mengumbar prasangka dan nafsu. Ini kenapa begini deh? 

Sudah tak terhitung nyawa yang melayang di cerita ini, terlalu banyak, terlalu ngeri, dan sebenarnya tanpa membunuh, masalah tersebut bisa diselesaikan, atau minimal dihindari.

Ada satu hal lagi yang membuat gedek, kenapa umur mereka yang terlibat tidak disebutkan secara gamblang? Kami kan jadi sulit merangkai imajinasinya Bambang! ┻━┻ ヘ╰( •̀ε•́ ╰) prutt ahhh. Hanya di awal bab, penulis berbaik hati memberi detail umur, namun semakin cerita menjadi kompleks, penulis malah nggak kasih clue usinya. Misal ketika pemberontakan tersebut, berapa usia raja, selisih usia raja dan putra mahkota berapa tahun, saat peristiwa ini, saat peristiwa itu berapa usia raja? Berapa, berapa, berapa???? Bukan hanya raja, hal ini juga berpengaruh pada tokoh lainnya. 

Lalu kenapa raja dan putra mahkotanya kagak bener semua sih? Hadehhh. Selama membaca cerita ini, tokoh yang kami idolakan silih berganti berubah, tergantung bab yang kami lewati. Ketika membaca bab-bab yang menceritakan Sekar Arum, wihh kami suka sama tokoh ini nih! Tapi kok lama-lama jadi bejat. Lalu di bab selanjutnya kami dikenalkan dengan tokoh Kresnamurti, wih tokohnya kayaknya polos, baik, dan pekerja keras. Lalu semakin diteruskan si Kresnamurti juga, kok jadi bejat. Kalau tokoh Amangkurat Agung sih sudah digambarkan bejat, jadi skip ke Putra Mahkota. Dia yang digadang-gadang akan menggantikan kekuasaan Amangkurat Agung, kenapa kelakuannya sama kayak bapaknya? Bejat. Wadoooh... kami menyerah mencari tokoh andalan kami. Kami lelah ditunjukan tokoh  bejat-bejat lainnya. 

Sangat seru membaca novel ini, karena walaupun kisah rekaan, namun dibeberapa bagian, penulis seakan menyisipkan sejarah asli Mataram Islam. Hal ini terlihat dari perubahan gaya bahasa yang digunakan oleh penulis. Walaupun sangat smooth sih perubahannya, namun (menurut kami) terlihat dan terasa, perubahan gaya berceritanya. Entah juga kalau hal ini salah. Yah namanya juga pembaca, pandai berimajinasi. Hohoho.
Ceritanya sangat kompleks, semua tokoh yang dihadirkan memiliki tingkat kegemesannya masing-masing. Tapi gemes in a good way. Tapi yaah, masalah ceritanya memang se-kompleks itu, tokoh yang terlibat juga. Jadilah cerita dalam novel ini benar-benar kompleks. Harunya ada, bahagianya ada, bejatnya banyak. Astaga.

Kekurangannya, hmmm... saking fokusnya dengan cerita, dan kegemesan setiap membaca perbab-nya, jadi lupa apa kekurangannya. Hmm. Mungkin hal mengganjal diawal cerita harusnya bisa diungkapkan. Terkait kelahiran tokoh Sekar Arum. Iyaa, penasaran banget, dan masih menjadi misteri.


Untuk nilai yang kami berikan di akun Goodreads, kami sepakat memberi lima bintang, untuk cerita yang super gemesin dan bikin jengkel (in a good way) ┬──┬ ¯\_(ツ).

Sekian dulu review novel Amangkurat Agung ini. Semoga dapat bermanfaat sekaligus menambah pengetahuan bagi para pembaca, yang masih bimbang membaca novel tersebut. Kekurangan dan kelebihan yang kami sampaikan pada novel ini semoga dapat diterima saja yaa (⌐■-■).

Postingan selanjutnya, kami akan membahas dua novel sekaligus, yang menggunakan latar belakang kerajaan Majapahit. Penasaran? Nantikan selalu postingan terbaru kami :)

Nantikan review ataupun update postingan terbaru kami, setiap hari Senin dan Sabtu pukul 09.00 WIB.



Semoga harimu selalu menyenangkan! Keep creative! Keep literate!










See you!
Salam kreatif

Penulis: Admin Journal Creative World 
Editor: Admin Journal Creative World












Komentar

KAMI BERHAK UNTUK:

Menghapus komentar yang tidak mendidik, merendahkan atau menistakan suatu golongan, serta pertimbangan kenyamanan publik lainnya. Kami harap setiap komentar yang muncul di blog ini ramah untuk dibaca pengguna di segala rentang usia. Mohon cerdas dalam berkomentar.