Review: Mengupas Novel Sejarah Jayaning Majapahit - Agus S. Soerono dan The Rise of Majapahit - Setyo Wardoyo | Review Kroyokan! | Books Review Indonesia
Review: Mengupas Novel Sejarah Jayaning Majapahit - Agus S. Soerono dan The Rise of Majapahit - Setyo Wardoyo | Review Kroyokan! | Books Review Indonesia
Pada postingan ini kami akan mereview dua buku sekaligus! Buku fiksi dengan latar belakang cerita kerajaan Majapahit. Cerita yang sama-sama menyoroti masa-masa kerajaan Majapahit sedang berjaya. Hmm. Sekaligus masa awal Majapahit terbentuk. Dimana selalu ada cerita dibalik kerajaan baru, seperti halnya Majapahit.
Kami sangat senang dapat membuat postingan ini. Semoga kalian semua dapat menikmati dan mengambil hal-hal yang baik. Langsung saja, mari kita mulai!
Deskripsi Buku
Blurb
Review Buku
Mengawali bulan Maret dengan cerita yang bernuansa kerajaan ternyata cukup mendapat respon yang baik, terutamanya dari diri sendiri.
Awal memutuskan meminjam Jayaning Majapahit ini, sebenarnya agak membuat stress. Belum apa-apa takut bila nantinya ceritanya akan membuat mood membaca jadi buruk (biasanya dipengaruhi banyak faktor, ekspektasi berlebih salah satunya). Tapi, ketika berhasil meminjam, ternyata kami dikejutkan dengan halaman yang tidak lebih dari 200 halaman.
What???
"Inikan cerita dengan latar belakang sejarah, kok bisa halamannya cuma 200an?" Kira-kira seperti itulah pemikiran ini, menanggapi halaman novel yang menceritakan sejarah Majapahit.
Cerita dimulai dari Gajah Mada. Lalu flashback ke masa Sri Kertanegara yang merasa marah karena datangnya utusan dari Mongolia. Meng Khi.
Lalu terjadinya perang antara Jayakatwang melawan Singhasari. Pada novel ini tidak begitu diceritakan secara mendetail. Tapi untuk strategi perang penulis memberikan penjelasan yang super detail. Seperti, gelar sapit urang, dan gelar-gelar dalam perang lainnya. Fyi, gelar perang memiliki arti strategi perang di masa kini.
- Review: Buku The Pakubuwono Code - Agung Prabowo | Ngobrolin Isi Buku | Book Review Indonesia
- Review: Buku The Pakubuwono Code - Agung Prabowo | Ngobrolin Isi Buku | Book Review Indonesia
Diawal cerita novel sangat berfokus pada cerita Gajah Mada. Lalu ditengah cerita berbalik ke Raden Wijaya. Pada bagian inilah yang membuat kami bingung, dimana Raden Wijaya mendapat bantuan yang totalitas dari Arya Wiraraja. Yang mana pada novel ini Arya Wiraraja dikisahkan mendapat tanah di Madura oleh Kertanegara. Sehingga Arya Wiraraja merasa berhutang budi pada Kertanegara. Yang membuatnya membantu Raden Wijaya dengan pasukan Maduranya.
Yups pada novel ini peran Arya Wiraraja tidak begitu disorot. Tapi menjadi tanda tanya, bagaimana bisa Arya Wiraraja yang jauh di Madura sana dapat dengan mudahnya memberi bantuan. Apalagi dalam cerita tersebut Jayakatwang diceritakan sebagai anak atau saudara (hmm lupa).
Bagaimana bisa? Arya Wiraraja yang memiliki hubungan saudara dengan Jayakatwang, kok bisa malah berbalik membantu Raden Wijaya, bahkan sangat totalitas membantu.
Jadi sosok Arya Wiraraja pada novel tersebut cukup menyita perhatian dan menjadi fokus tersendiri bagi kami. Hal-hal yang agaknya cukup ganjil. Seperti, Arya Wiraraja yang merasa berhutang budi pada Sri Kertanegara, dan membantu Raden Wijaya karena dia adalah menantu dari Sri Kertanegara.
Sebenarnya tidak masalah bila memang niatnya setulus itu. Membantu, karena merasa telah berhutang budi. Tapi masalahnya, bantuan yang diberikan itu lhooo. Hmm. Disinilah sebenarnya kami gemes banget, ingin ada penjelasan lebih detail tentang sosok Arya Wiraraja.
Sehingga novel ini awalnya yang memiliki fokus pada Gajah Mada yang diangkat menjadi patih, berflashback ke masa Raden Wijaya. TAPI tiba-tiba bersambung. Jahat banget penulisnya! Memutus cerita saat dibagian seru-serunya. Ini nggak adil! (becanda) ༎ຶ‿༎ຶ
Sebenarnya tidak masalah bila memang niatnya setulus itu. Membantu, karena merasa telah berhutang budi. Tapi masalahnya, bantuan yang diberikan itu lhooo. Hmm. Disinilah sebenarnya kami gemes banget, ingin ada penjelasan lebih detail tentang sosok Arya Wiraraja.
Sehingga novel ini awalnya yang memiliki fokus pada Gajah Mada yang diangkat menjadi patih, berflashback ke masa Raden Wijaya. TAPI tiba-tiba bersambung. Jahat banget penulisnya! Memutus cerita saat dibagian seru-serunya. Ini nggak adil! (becanda) ༎ຶ‿༎ຶ
Kekurangan dari novel ini tentu saja, tiba-tiba bersambung ditengah perseteruan yang sedang memuncak-muncaknya. Namun kelebihan dari novel ini tentu saja, saat penulis dengan teliti dan detail dalam menjelaskan terkait strategi perang yang digunakan. Selain itu, memberi ilustrasi pada bagian tertentu, yang tentu saja, ini sangat membantu pembaca untuk berimajinasi.
Novel The Rise of Majapahit - Setyo Wardoyo
Review Buku
Novel selanjutnya adalah The Rise of Majapahit. Begitu novel tersebut berhasil kami pinjam, dan kami lihat jumlah halamannya sekitar 400an halaman, rasanya... hmmm... mantap sekali. Rasa penasaran kami berpacu, apakah 400an halaman sudah bisa menjelaskan keseluruhan cerita?
Tapi ternyata novel ini ibaratnya, menjadi versi lebih lengkap dan detail, dibanding Jayaning Majapahit. Dimana pada novel ini, setiap kejadian mendapatkan porsi penjelasan yang detail. Dan dibuat se-riil mungkin. Dimana bila pada novel Jayaning Majapahit, pembaca disuguhkan cerita ketika Gajah Mada akan menjadi Patih, dan ketika Majapahit terbentuk.
Namun pada novel ini berfokus pada masa lalu. Masa Kertaranegara masih berkuasa. Dan Jayakatwang gemes-gemesnya dengan Kertanegara sebagai bagian dari trah Rajasa, yang telah mengambil kuasa trah Isyana (?) hmm.
Lalu cerita berputar pada masa kedatangan utusan dari Mongolia, Meng Khi. Namun pada novel ini memang dibuat lebih rinci, seperti ketika Meng Khi tiba, dia tidak melenggang seorang diri ke hadapan Sri Kertanegara, namun dia di dampingi beberapa prajurit dan pejabat tinggi dari Mongolia, serta seorang penerjemah.
Bahkan pada bagian ini, kami harus memberi hormat pada penulis, karena penulis mendramatisir bagian ini dengan cara yang sangat ciamik. Keren dan tak terbayangkan. Seakan sosok Kertanegara, memiliki kadar kekerenan yang berbeda level dengan orang masa kini. Pokoknya keren banget!
Bila pada novel Jayaning Majapahit penulisnya memberi perhatian khusus pada bagian perangnya, mulai dari adu gelar hingga adu senjata atau adu ilmu. Maka, berbeda dengan novel The Rise of Majapahit, dimana penulis memberi perhatian pada adu senjata atau adu ilmu, serta lebih menyoroti sisi kemanusiaan. Dimana pada beberapa adegan, penulis memberi porsi penjelasan yang cukup membuat setiap pembaca merasa iba, kasihan, dan ikutan khawatir, terhadap nasib para tokoh yang sedang diceritakan.
Tentunya karena novel ini memiliki panjang 400an halaman, menjadikan novel ini cukup detail dalam membahas setiap hal. Bila Arya Wiraraja pada novel Jayaning Majapahit menjadi sosok misterius bagi kami, namun pada novel sosoknya jaaaauuuuuuhhhh lebih sentral. Dan menjadi sosok yang sangat terlihat dan terlibat pada setiap peperangan yang terjadi.
Pada novel ini sosok Arya Wiraraja sangat terlihat peran besarnya. Bahkan bukan hanya ia sendiri, namun anaknya juga diberi porsi yang sentral. Ranggalawe.
Sosok lain yang diberikan porsi-porsi lebih seperti para pejabat tinggi yang mendampingi Raden Wijaya, mulai dari Nambi, Lembu Sora, Banyak Kapuk, dan masih banyak lagi.
- Review: Aplikasi Auctor untuk Penulis, Worth It Nggak Sih? | Aplikasi untuk Menulis dan Mengembangkan Karakter Tokoh Cerita
Membaca novel ini tentunya memerlukan cukup waktu untuk memproses setiap cerita yang disampaikan penulis. Kekurangan dari novel ini menurut kami terkait penempatan tanda baca. Jadi kami memerlukan waktu hingga dua-tiga kali untuk mengulang bagian yang membingungkan, agar kami paham maksud si penulis. Namun, novel ini juga sangat detail dalam menceritakan setiap kejadian, jadi masalah penempatan tanda baca yang demikian, hanya menggangu sedikit kenikmatan membaca novel ini. Selain itu novel ini juga dilengkapi ilustrasi yang menarik yang tentunya sangat membantu pembaca.
Oke, sekian dulu review dan pembahasan terkait Jayaning Majapahit dan The Rise of Majapahit. Membaca kedua novel tersebut sangat seru dan menarik. Belum lagi segala hal terkait adu gelar di saat perang dan adu ilmu, diceritakan dengan cara yang sangat keren.
Setiap sejarah berhak mendapatkan panggung agar mendapat perhatian. Salah satunya dengan menuliskan sejarah tersebut ke dalam bentuk cerita, yang mana dari cerita tersebut akan menarik perhatian generasi penerus. Untuk terus mengingat, serta memahami arti suatu perjuangan. Bahwa sejarah ada tidak untuk dilupakan atau hanya dikenang. Namun ada untuk dijadikan sebagai landasan berpijak bagi jiwa-jiwa yang menjadi penerusnya.
Ingin tahu berapa bintang yang kami beri untuk kedua novel tersebut? Cek akun Goodreads kami yaa :D
NB: Sebenarnya kami berencana bulan ini ingin membabat habis buku-buku yang terkait dengan sejarah Majapahit. Mumpung masih bersemangat. Tapi sayang, hingga postingan ini rilis, kami terus saja mengalami masalah koneksi internet yang sangat lambat. Bahkan untuk meminjam koleksi dari iPusnas maupun iJak, koneksi internet tersebut tidak mampu. Sehingga sepertinya bulan ini kami mengalami penurunan koleksi bacaan. Lebih drastis daripada bulan lalu.
Dari kedua novel ini pulalah kami terinspirasi untuk membuat ilustrasi, seperti pada kedua novel tersebut. Tapi ketika kami mencobanya, astaga betapa sulitnya membuat ilustrasi yang demikian. Dibutuhkan ketelatenan tingkat dewa, untuk membuat arsiran halusnya. Belum lagi ilustrasi yang tersaji dari dua novel tersebut menggunakan tema monokrom, yang makin membuat sosok yang dihadirkan menjadi sangat keren sekali. Salut untuk ilustratornya!
- Review: Buku-buku yang Selesai dibaca Bulan Februari 2020 | Book Review Indonesia
Selanjutnya, kami akan membuat postingan untuk menu Kelas Kreatif. Postingan tersebut kami buat karena kami terinspirasi cover novel Gadis Pesisir karya Nunuk Y. Kusmiana. Penasaran? Nantikan postingan selanjutnya yaaa :D Finally, Kelas Kreatif rilis postingan hehehe.
Sekian dulu postingan dari kami, kurang dan lebihnya mohon maaf. Semoga postingan ini dapat memberi manfaat bagi siapa saja yang membaca. Postingan baru rilis setiap hari Senin dan Sabtu pukul 09.00 WIB.
Catatan: kami berencana untuk membuat postingan khusus yang membahas Raden Wijaya. Hmmm... sepertinya bakal seru karena Raden Wijaya ini menjadi sosok yang menurut kami memiliki kharisma yang misterius. Selain Raden Wijaya, kami juga ingin membuat postingan yang membahas Arya Wiraraja. Tentunya hal ini bakal seru banget, karena Arya Wiraraja dikenal sebagai sosok ahli strategi. Dan kedua novel tersebut telah menunjukkannya dengan cara yang berbeda. Tapi ini masih rencana. Semoga kami bisa merealisasikannya, amin.
Lalu cerita berputar pada masa kedatangan utusan dari Mongolia, Meng Khi. Namun pada novel ini memang dibuat lebih rinci, seperti ketika Meng Khi tiba, dia tidak melenggang seorang diri ke hadapan Sri Kertanegara, namun dia di dampingi beberapa prajurit dan pejabat tinggi dari Mongolia, serta seorang penerjemah.
Bahkan pada bagian ini, kami harus memberi hormat pada penulis, karena penulis mendramatisir bagian ini dengan cara yang sangat ciamik. Keren dan tak terbayangkan. Seakan sosok Kertanegara, memiliki kadar kekerenan yang berbeda level dengan orang masa kini. Pokoknya keren banget!
Bila pada novel Jayaning Majapahit penulisnya memberi perhatian khusus pada bagian perangnya, mulai dari adu gelar hingga adu senjata atau adu ilmu. Maka, berbeda dengan novel The Rise of Majapahit, dimana penulis memberi perhatian pada adu senjata atau adu ilmu, serta lebih menyoroti sisi kemanusiaan. Dimana pada beberapa adegan, penulis memberi porsi penjelasan yang cukup membuat setiap pembaca merasa iba, kasihan, dan ikutan khawatir, terhadap nasib para tokoh yang sedang diceritakan.
Tentunya karena novel ini memiliki panjang 400an halaman, menjadikan novel ini cukup detail dalam membahas setiap hal. Bila Arya Wiraraja pada novel Jayaning Majapahit menjadi sosok misterius bagi kami, namun pada novel sosoknya jaaaauuuuuuhhhh lebih sentral. Dan menjadi sosok yang sangat terlihat dan terlibat pada setiap peperangan yang terjadi.
Pada novel ini sosok Arya Wiraraja sangat terlihat peran besarnya. Bahkan bukan hanya ia sendiri, namun anaknya juga diberi porsi yang sentral. Ranggalawe.
Sosok lain yang diberikan porsi-porsi lebih seperti para pejabat tinggi yang mendampingi Raden Wijaya, mulai dari Nambi, Lembu Sora, Banyak Kapuk, dan masih banyak lagi.
- Review: Aplikasi Auctor untuk Penulis, Worth It Nggak Sih? | Aplikasi untuk Menulis dan Mengembangkan Karakter Tokoh Cerita
Membaca novel ini tentunya memerlukan cukup waktu untuk memproses setiap cerita yang disampaikan penulis. Kekurangan dari novel ini menurut kami terkait penempatan tanda baca. Jadi kami memerlukan waktu hingga dua-tiga kali untuk mengulang bagian yang membingungkan, agar kami paham maksud si penulis. Namun, novel ini juga sangat detail dalam menceritakan setiap kejadian, jadi masalah penempatan tanda baca yang demikian, hanya menggangu sedikit kenikmatan membaca novel ini. Selain itu novel ini juga dilengkapi ilustrasi yang menarik yang tentunya sangat membantu pembaca.
Oke, sekian dulu review dan pembahasan terkait Jayaning Majapahit dan The Rise of Majapahit. Membaca kedua novel tersebut sangat seru dan menarik. Belum lagi segala hal terkait adu gelar di saat perang dan adu ilmu, diceritakan dengan cara yang sangat keren.
Setiap sejarah berhak mendapatkan panggung agar mendapat perhatian. Salah satunya dengan menuliskan sejarah tersebut ke dalam bentuk cerita, yang mana dari cerita tersebut akan menarik perhatian generasi penerus. Untuk terus mengingat, serta memahami arti suatu perjuangan. Bahwa sejarah ada tidak untuk dilupakan atau hanya dikenang. Namun ada untuk dijadikan sebagai landasan berpijak bagi jiwa-jiwa yang menjadi penerusnya.
Ingin tahu berapa bintang yang kami beri untuk kedua novel tersebut? Cek akun Goodreads kami yaa :D
NB: Sebenarnya kami berencana bulan ini ingin membabat habis buku-buku yang terkait dengan sejarah Majapahit. Mumpung masih bersemangat. Tapi sayang, hingga postingan ini rilis, kami terus saja mengalami masalah koneksi internet yang sangat lambat. Bahkan untuk meminjam koleksi dari iPusnas maupun iJak, koneksi internet tersebut tidak mampu. Sehingga sepertinya bulan ini kami mengalami penurunan koleksi bacaan. Lebih drastis daripada bulan lalu.
Dari kedua novel ini pulalah kami terinspirasi untuk membuat ilustrasi, seperti pada kedua novel tersebut. Tapi ketika kami mencobanya, astaga betapa sulitnya membuat ilustrasi yang demikian. Dibutuhkan ketelatenan tingkat dewa, untuk membuat arsiran halusnya. Belum lagi ilustrasi yang tersaji dari dua novel tersebut menggunakan tema monokrom, yang makin membuat sosok yang dihadirkan menjadi sangat keren sekali. Salut untuk ilustratornya!
- Review: Buku-buku yang Selesai dibaca Bulan Februari 2020 | Book Review Indonesia
Selanjutnya, kami akan membuat postingan untuk menu Kelas Kreatif. Postingan tersebut kami buat karena kami terinspirasi cover novel Gadis Pesisir karya Nunuk Y. Kusmiana. Penasaran? Nantikan postingan selanjutnya yaaa :D Finally, Kelas Kreatif rilis postingan hehehe.
Sekian dulu postingan dari kami, kurang dan lebihnya mohon maaf. Semoga postingan ini dapat memberi manfaat bagi siapa saja yang membaca. Postingan baru rilis setiap hari Senin dan Sabtu pukul 09.00 WIB.
Catatan: kami berencana untuk membuat postingan khusus yang membahas Raden Wijaya. Hmmm... sepertinya bakal seru karena Raden Wijaya ini menjadi sosok yang menurut kami memiliki kharisma yang misterius. Selain Raden Wijaya, kami juga ingin membuat postingan yang membahas Arya Wiraraja. Tentunya hal ini bakal seru banget, karena Arya Wiraraja dikenal sebagai sosok ahli strategi. Dan kedua novel tersebut telah menunjukkannya dengan cara yang berbeda. Tapi ini masih rencana. Semoga kami bisa merealisasikannya, amin.
Semoga harimu selalu menyenangkan! Keep creative! Keep literate!
Komentar
Posting Komentar