Review: Cincin Separuh Hati - Netty Virgiantini | Book Review Indonesia

Review: Cincin Separuh Hati  - Netty Virgiantini | Book Review Indonesia


Postingan kali ini telah kami siapkan review novel Indonesia dari penulis Netty Virgiantini. Kalian dapat membaca postingan review novel Netty Virgiantini lainnya disini dan disini. Kalau kalian penasaran dengan novel Netty Virgiantini lainnya yang telah kami baca dan review.
Netty Virgiantini merupakan salah satu penulis favorit kami, dan kami telah menyelesaikan beberapa novelnya dan kami tulis juga reviewnya. Ceritanya sangat seru dengan gaya bercerita penulisnya yang super memikat. Jadi, alasan tersebutlah yang membuat Netty Virgiantini dan novel-novelnya berhasil memikat kami, untuk terus membaca karyanya yang lain.

Bila pada postingan sebelumnya kami menceritakan bagaimana kami bisa menemukan novel-novel dari Netty Virgiantini. Maka, tak jauh berbeda dengan review novel kali ini. Entah kenapa, padahal saat mencari novel karya Netty Virgiantini di iPusnas, rasanya novel "Cincin Separuh Hati", tidak muncul. Tapi setelah selesai membaca "Yamaniwa" dan mencari novel lainnya yang ingin dibaca, malah muncul novel ini. 

Padahal niat awalnya ingin meminjam novel yamg berjudul "Telaga Rindu", tapi karena terpikat pada sinopsis novel "Cincin Separuh Hati", kami memutuskan membacanya terlebih dahulu. Hal ini karena pertimbangan usia yang digunakan penulis. Iya. Entah kenapa sekarang ini rasanya malah nggak nyaman jika membaca novel TeenLit atau  novel yang menggunakan usia tokoh under 25th. Rasanya perkembangan karakternya agak kurang sreg (bila masalah yang diangkat cukup berat). Tapi ini hanya pendapat saja.
Oke langsung saja reviewnya!

Novel Netty Virgiantini -  Cincin Separuh Hati


Deskripsi Buku:

Blurb:
Review Buku:

Novel ini terlihat agak complicated gitu, sekilas dari sinopsisnya. Itulah yang membuat nilai menarik dari novel ini. Novelnya agak berat dari dua novel yang telah kami baca. Dimana tokoh utamanya memutuskan dan berjanji untuk tidak menikah. Walaupun demikian, namanya hidup bermasyarakat, tentu saja status jomblo saat usia sudah kepala tiga (dan memasuki usia menikah), nggak mudah dan ada saja pertanyaan yang bersiliweran, menanyakan alasan belum juga menemukan jodoh atau pertanyaan terkait belum menikah lainnya.
Wah, dari tiga novel Netty Virgiantini (termasuk novel ini), yang telah kami baca, hampir semuanya menghadirkan tokoh utama perempuan yang memiliki masalah dengan hal terkait "jodoh". Ada saja latar belakang masalahnya. Mulai dari gagal move on dari mantan yang sudah dipacari lama, hingga karena masalah perpisahan kedua orangtuanya. Dan hal yang sangat keren dari setiap novel Netty Virgiantini ini, dia menggali masalah-masalah tersebut dengan porsi yang pas! Nggak lebay, nggak terlalu "sok", maupun menghadirkan tokoh utama tukang nangis. Tokoh utamanya selalu dibekali latar belakang yang cukup untuk perang dengan masalah yang dihadirkan. Pokoknya tokoh utama nggak menye-menye.

Novel kali ini juga sama. Menggunakan isu atau contoh kasus yang sangat umum yang ada di masyarakat. Terkait cara memilih jodoh itu harus melihat bibit, bebet, dan bobotnya (salah satu syarat orangtua zaman dulu, yang kemungkinan masih diterapkan sampai sekarang). Sedangkan permasalahan lainnya, terkait hancurnya kehidupan rumah tangga orangtuanya, yang meninggalkan luka mendalam bagi tokoh utama. Aduh. Bagus banget.

Belum lagi saat diakhir cerita, penyelesainnya dibuat gregetan. Lucu, menyentuh, berani, dan sangat bertanggungjawab. Ah... perputaran emosinya sangat dapat dipahami. Membaca novel ini membuat pembaca dapat memahami bahwa, memang di dunia ini tidak ada yang pasti. Bahkan cinta itu sendiri. Dia bisa saja begitu kuat mengikat atau begitu lemah hingga terlepas. Banyak amanat bertebaran, diantara lawakan si penulis. Membacanya benar-benar bikin ketawa. Sepertinya ciri khas dari novel karya Netty Virgiantini ini, adalah kadar lawaknya terlalu heboh (bila dibandingkan dengan novel pengarang lainnya). Harusnya sedih, eh malah masih bisa senyam-senyum membaca dialog antar tokohnya. Atau karena narasi si penulisnya.
Novel ini cocok dibaca saat santai, selain halamannya yang nggak terlalu banyak, hanya sekitar 200an halaman. Jadi membacanya tidak memerlukan waktu berhari-hari untuk menyelesaikannya. Belum lagi setting tempat yang digunakan Netty Virgiantini selalu tempat real (kebanyakan), jadi kalian bisa sambil mengkhayalkannya. Kalau di Goodread kami beri rating empat bintang untuk novel ini ( ꈍᴗꈍ) yeayyyyy.

Kekurangan, ada satu yang mengganjal sih sebenarnya, awalnya kami kira, part saat si tokoh utama perempuan dan tokoh utama laki-laki di foto di taman secara candid oleh seorang fotografer, akan diceritakan sebagai epilog cerita. Tapi ternyata part tersebut tidak ada kelanjutannya. Menyisakan kebingungan, bagaimana pendapat mereka pada foto yang diambil secara candid oleh fotografer tersebut? Kenapa kami meributkan hal ini? 

Tidak lain dan tidak bukan, karena pada saat mereka di foto candid itu, si fotografer mengoceh panjang lebar tentang betapa serasinya mereka. Jadi tentu saja, bagian mereka mendapat foto hasil candid itulah yang sangat kami tunggu. Tapi ternyata sebagai epilognya malah cerita lainnya. Iya sih masih on point, karena menyangkut cerita masa lalu si tokoh utama perempuan. Tapi kan tetap saja, kami menunggu part yang membahas reaksi mereka melihat foto hasil candid. Tapi sayang nggak ada (༎ຶ ෴ ༎ຶ). Iyup, cuma itu saja sih bagian yang terasa kurang.

Nah... sekian dulu review novel dari kami (。•̀ᴗ-)✧ nantikan review novel serta postingan-postingan menarik dari kami yang lainnya (◠‿◕). Postingan terbaru terbit setiap Senin dan Sabtu pukul 09.00 WIB .

nb: salah satu novel Netty Virgiantini yang masuk list bacaan kami adalah "Telaga Rindu", tapi saat kami akhirnya berhasil meminjamnya di iPusnas, ternyata oh ternyata novelnya diluar ekspektasi ʘ‿ʘ hohoho. Sinopsisnya tidak memberikam detail usia tokohnya, dan sinopsisnya juga tidak memberikan petunjuk usia tokoh utama. Tapi setelah membaca hingga beberapa bab, kami yakin, kalau novel tersebut memang diperuntukan untuk remaja. Iyups usia si tokoh utama baru saja sweet seventeen. Duh. Jadi, kami memutuskan menyudahi membaca novel tersebut ¯\_(☯෴☯)_/¯ (tidak kuat. Selalu membandingkan usia yang semakin menua ini).




Semoga harimu selalu menyenangkan! Keep creative! Keep literate!








See you!
Salam kreatif

Penulis: Admin Journal Creative World 
Editor: Admin Journal Creative World












Komentar

KAMI BERHAK UNTUK:

Menghapus komentar yang tidak mendidik, merendahkan atau menistakan suatu golongan, serta pertimbangan kenyamanan publik lainnya. Kami harap setiap komentar yang muncul di blog ini ramah untuk dibaca pengguna di segala rentang usia. Mohon cerdas dalam berkomentar.

Lima Postingan Terpopuler Minggu Ini!