Review: Ranggalawe - Alexander Putra Fajar dan Senopati Terakhir - Setyo Wardoyo | Historical Fiction | Majapahit | Book Review Indonesia

Review: Ranggalawe - Alexander Putra Fajar dan Senopati Terakhir - Setyo Wardoyo | Historical Fiction | Majapahit | Book Review Indonesia


Estimasi waktu membaca: 
00:08:00 (delapan menit)

Akhirnya pada bulan April lalu, kami berhasil menyelesaikan saduran Ranggalawe dan novel karya Setyo Wardoyo yang berjudul Senopati Terakhir. Penasaran seperti apa review kami pada kedua novel tersebut?


Ranggalawe - Alexander Putra Fajar


Deskripsi Buku

Blurb

Review

Awal memutuskan meminjam Ranggalawe ini karena iseng buka-buka Perpusnas Press dan melihat koleksi yang ada di sana. Salah satunya Ranggalawe. Kenapa tertarik? Karena biasanya cerita masa Majapahit memfokuskan pada tokoh Raden Wijaya, walaupun jarang yang menggunakan sudut pandang Raden Wijaya. Tapi ketika melihat Ranggalawe ini, sangat besar harapan kami untuk mendapatkan cerita dari sudut pandang Ranggalawe.


Namun cerita di mulai dengan memfokuskan pada Raden Wijaya. Di sini Raden Wijaya digambarkan tegar dan pemimpin kelompok sejati, namun juga sangat lemah hatinya ketika istrinya (Gayatri) di culik dan di bawa ke Kediri. Penggambarannya agak berlebihan tapi yaa, mungkin karena kami terbiasa membaca novel terkait Majapahit yang menggambarkan Raden Wijaya sebagai seseorang yang gagah perkasa. 

Pada cerita ini, Ranggalawe diperkenalkan ketika Raden Wijaya melarikan diri. Lalu cerita bergerak seperti cerita tentang Majapahit lainnya. Namun di sini, pembaca akan di suguhkan konflik setelah Majapahit berhasil mengalahkan Kediri. 

Bila pada novel Majapahit Series karya Langit Kresna Hariadi, Ranggalawe di gambarkan ingin menempati posisi sebagai mahapatih. Namun pada saduran ini, Ranggalawe di tunjukan sangat tidak menyetujui pilihan Raden Wijaya yang memilih Nambi sebagai mahapatih. Menurutnya Lembu Sora lebih cocok menempati posisi tersebut. 



Oke, jadi pada saduran ini, akhirnya kami melangkah sedikit lebih jauh, maksudnya kami sudah mulai melangkah ke bab Majapahit dan segala pemberontakan. Pemberontakan pertama yang terjadi setelah Majapahit berkuasa menggantikan kerajaan sebelumnya, terjadilah pemberontakan Ranggalawe.

Pemberontakan yang diawali oleh Ranggalawe yang tidak terima atas pengangkatan Nambi sebagai mahapatih, akhirnya ia di buru oleh teman-teman yang dulunya pernah berjuang bersama. Ada Raden Wijaya, Lembu Sora, Nambi, Pamandana, dll. Belum lagi Kebo Anabrang sangat gemas pada Ranggalawe yang dianggapnya kurang ajar itu. Makin banyak pihak yang mendesak Ranggalawe. Bahkan ayahnya, Banyak Wide, Arya Wiraraja, bahkan ia lebih membela keputusan yang diambil Raden Wijaya. Namun sebagai bapak, tentu saja ia tahu bagaimana sikap dan karakter anaknya yang bandel dan keras kepala. 

Di sini kita akan mendapat petuah yang di sampaikan oleh Arya Wiraraja pada Ranggalawe. Penasaran petuah apa itu? Cuss pinjam koleksinya!

Kekurangan dari saduran ini menurut kami, penulisnya agak kurang konsisten dalam menuliskan nama. Salah satunya Lembu Sora, ketika penulis menarasikan ia menuliskannya dengan "Lembu Sora" sedangkan ketika ia menarasikan dialog antar tokoh yang menyebut Lembu Sora tersebut dengan "Sura". Awalnya agak bingung, siapa Sura? Kenapa tiba-tiba ada nama Sura? Oh penulisnya mungkin saltik, eh tapi di sepanjang cerita Sora dan Sura terus mewarnai narasi dan dialog. 

Yups, kira-kira seperti itulah review menurut kami. Penasaran bintang yang kami berikan? Silahkan cek postingan kami ini ╰( ・ á—œ ・ )➝ Review: Buku-buku yang Selesai Dibaca Bulan April 2020 | Book Review Indonesia


Senopati Terakhir - Setyo Wardoyo


Deskripsi Buku


Blurb


Review

Kami tertarik pada judul dari novel ini. SENOPATI TERAKHIR. Menurut kami, judulnya keren banget. Lalu kami berpikir, siapa yaaa kira-kira yang menjadi senopati ini? Apakah Lembu Sora? Ranggalawe? Atau Kebo Anabrang? Atau tokoh lainnya masa Singasari? Atau sebenarnya novel ini menggunakan masa Majapahit mana? Lalu siapa? Siapa? Siapa?


Ternyataaaaa... Raden Wijaya! Jedeeeer. Sungguh nama yang sama sekali tidak masuk dalam daftar kami. Nama yang sangat jauh dari ekspektasi kami. 


Tapi yaaa setelah membaca ceritanya sih, make sense. Iyaa juga yaaa... hmmm. Lalu ceritanya sebenarnya hampir sama dengan The Rise of Majapahit. Tapi... novel ini seperti prototipe dari The Rise of Majapahit. Ceritanya tentu lebih kompleks The Rise of Majapahit. Namun Senopati Terakhir ini asyik juga diikuti. Pada novel ini, Raden Wijaya sudah berteman dengan Ranggalawe. Berbeda dengan The Rise of Majapahit. Dan ada banyak bagian yang berbeda lainnya dari The Rise of Majapahit. 

Intinya sih tetap keren ceritanya. Tapi tentu ada kekurangan dari novel ini, hanya saja karena sudah ada The Rise of Majapahit, kami nggak akan menyebutkan kekurangannya. Pokoknya Raden Wijaya, dkk juga tetap keren! \(゚ー゚\) Untuk bintangnya? Kalian dapat cek di postingan ini (*❛‿❛)→ Review: Buku-buku yang Selesai Dibaca Bulan April 2020 | Book Review Indonesia


Oke sekian dulu postingan dari kami, kurang dan lebihnya mohon maaf! ╮(^▽^)╭ sampai bertemu di postingan terbaru kami, yang rilis setiap hari Senin dan Sabtu pukul 09.00 WIB.



Semoga harimu selalu menyenangkan! Keep creative! Keep literate!



See you!
Salam kreatif

Penulis: Admin Journal Creative World 
Editor: Admin Journal Creative World












© Journal Creative World 2020

Komentar

KAMI BERHAK UNTUK:

Menghapus komentar yang tidak mendidik, merendahkan atau menistakan suatu golongan, serta pertimbangan kenyamanan publik lainnya. Kami harap setiap komentar yang muncul di blog ini ramah untuk dibaca pengguna di segala rentang usia. Mohon cerdas dalam berkomentar.